KISAH PILU ANAK DARI KAMPUNG DOLLY
Sabtu, 18 mei 2019
Menjadi seorang guru dipedesaan
itu menurut saya sangatlah menyenangkan dan menantang bagi kami para
guru,dengan minimnya sarana dan prasarana didesa biasanya anak-anak akan
cenderung lebih nakal dan malas belajar,nah inilah yang menjadi tantangan kami
untuk membawa mereka menjadi anak pintar dan berahlak mulia dan berguna bagi
bangsa dan agamanya.
Kehidupan didesa itu menurut saya
banyak sekali yang belum memliki kesadaraan yang tinggi tentang pendidkan
mereka hanya brpendapat hanya pendidikan yg lebih tinggi itu mahal yang bisa
menghabiskan uang dan harta mereka saja,jarang sekali orang tua dipedesaan
memberi semangat kepada anak-anaknya untuk mengejar ilmu yang
setinggi-tingginya dan menejar cita-cita dan impian anak-anak mereka.
Lebih miris lagi mereka dirumah
sangat kurang perhatian setiap pagi
sampai sore hari mereka ditinggal orang tuanya bekerja untuk mencari sesuap
nasi dan disitulah orang tua kurang pengawasan kepada anaknya ,mereka jika disekolah
akan merasa lebih senang dan nyaman besama gurunya karena mereka merasa ada
yang menyayangi dantempat curahan hati si anak kepada gurunya.
Saya sebagai guru sangat bangga
karena mereka tidak menganggap saya sebaagai seorang guru saja tetapi mereka lebih
menggap saya sebagai orang tua kedua bagi mereka,pada suatu hari ada seorang
siswa yang menghampiri saya dia ingin mencurahkan isi hati dan keluh kesahnya
kepada saya air mata mengalir dengan deras dipipinya dia berkata ibu apa boleh
saya curhat sama ibu dengan senang hati saya menjawab silahkan nak ada apa? dia
adalah salah satu siswa yg berprestasi dan pernah mewakili lomba tingkat
kabupaten .
Siswa tersebut membuat saya sedih
setelah mendengar kisah hiupnya dia adalah anak yg berasal dari Surabaya mereka
dikirim orang tuanya untuk selamatkan supaya tidak tejerumus dengan lingkungan rumahnya,karena
kehidupan disana yang begitu mengkhawatirkan kedua orang tuanya memutuskan untuk
mengirim kedua anak gadisnya untuk bersekolah di desa bersama adiknya yang
masih kelas 1, saya sebagai seorang ibu yang memiliki tiga orang putri saya
membayangkan mereka masih butuh pelukan dan kasih sayang seorang ibu. Tetapi
terpaksa harus hidup berjauhan dengan orang tua mereka.
Saya sangat salut dengan orang
tua mereka yang ingin anaknya tidak terpengaruh pergaulan bebas di daerah
Dolly, karena merasa di jauhkan dengan orang tua anak tersebut menjadi nakal
dan tidak peduli terhadap sekitar dan guru dan dia merasa tertekan sehingga
tidak betah dan ingin tinggal dengan orang tuanya. Saya sebagai guru sangat
tersentuh ingin mengubah sifat dan akhlak anak tersebut yang sudah terlewat
batas. Semua guru di sekolah sudah sering memberi pengertian dan di lakukan
pembinaan di kantor, akan tetapi tidak pernah dihiraukan.
Saat bel berbunyi, saat teman
yang lain istirahat anak tersebut menemui saya untuk mencurahkan segala isi
hatinya. Dengan air mata yang terus mengalir, dia bercerita kehidupannya yang
tidak nyaman dan dalam keadaan selalu tertekan karena tidak hidup bersama orang
tuanya. Betapa terkejutnya saya mendengar ceritanya bahwa ia sempat berusaha
untuk mengakhiri hidupnya dengan meminum racun. Dan banyak hal lain yang tidak
wajar sebelumnya, hal ini ia lakukan karena kekecewaannya terhadap orang tua
yang ia merasa tidak disayang lagi.
Disitulah saya berperan sebagai
seorang ibu dan sekaligus guru memberikan nasihat, bahwa semua yang ia lakukan
adalah salah dan saya beri pengertian agar tidak berprasangka buruk terhadap
orang tuanya, tidak ada orang tua di dunia ini yang menginginkan anaknya
terjerumus menjadi anak yang nakal dan durhaka terhadap orang tua. Akhirnya ia
menyadari kesalahan yang telah dilakukan, dan meminta maaf dan menangis
dipundak saya serta ia berjanji tidak akan melakukan perbuatan yang diluar
batas dan berbuat dosa.
Alhamdulillah sekarang ia tidak
murung lagi dan menjadi gadis periang, taat beribadah dan menjadi anak yang
rajin. Kita sebagai seorang guru, tidak hanya pandai dalam mengajar saja tetapi
harus juga lebih pandai dalam mendidik akhlak dan moral anak menjadi lebih
baik. Insya Allah anak didik kita akan sukses di dunia dan akhirat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar